Dalam kepercayaan umat Hindu di Bali, kematian bukanlah akhir, melainkan sebuah gerbang menuju kehidupan baru. Salah satu ritual yang paling sakral dan megah untuk menghantarkan jiwa ke alam berikutnya adalah Upacara Ngaben. Ritual ini adalah proses kremasi atau pembakaran jenazah yang sarat makna filosofis dan kebudayaan. Upacara Ngaben bukan hanya sekadar ritual pemakaman biasa, melainkan sebuah perayaan spiritual yang bertujuan untuk menyucikan roh dan mengembalikannya ke asalnya.
Secara filosofis, Upacara Ngaben memiliki makna mendalam. Dalam keyakinan Hindu, roh atau atman harus dibebaskan dari raga fisik, yang dianggap sebagai penjara. Dengan dibakar, raga akan kembali ke unsurnya (tanah, air, api, angin, dan eter), sementara roh dapat melanjutkan perjalanannya menuju reinkarnasi atau penyatuan dengan Tuhan. Oleh karena itu, ritual ini tidak dilakukan dengan kesedihan yang berlarut-larut, melainkan dengan kegembiraan, karena keluarga meyakini bahwa roh yang mereka cintai telah bebas. Sebuah laporan dari Kantor Desa Adat pada hari Jumat, 22 Agustus 2025, mencatat bahwa Upacara Ngaben sering kali diiringi oleh musik gamelan dan tarian, menciptakan suasana yang meriah.
Prosesi Upacara Ngaben bisa sangat rumit dan panjang, melibatkan banyak orang dari keluarga dan komunitas. Tahap pertama dimulai dengan bade, yaitu menara kayu dan bambu yang tinggi dan dihias indah, serta lembu atau singa, yaitu patung sapi atau singa yang berfungsi sebagai wadah kremasi. Jenazah ditempatkan di dalam lembu atau singa ini, yang kemudian akan diarak menuju lokasi pembakaran. Pengerahan ratusan warga untuk mengangkat bade dan lembu ini sering kali menarik perhatian wisatawan. Sebuah laporan dari petugas aparat desa pada hari Kamis, 21 Agustus 2025, mencatat bahwa pengamanan jalur iring-iringan Upacara Ngaben memerlukan koordinasi yang ketat.
Setelah tiba di lokasi pembakaran, jenazah diletakkan di dalam lembu atau singa, dan ritual pembakaran pun dimulai. Prosesi ini biasanya dilakukan oleh para pendeta dan keluarga inti, dengan mantra-mantra suci yang mengiringi. Api dianggap sebagai simbol penyucian, yang membersihkan roh dari segala ikatan duniawi. Setelah pembakaran selesai, abu jenazah akan dihanyutkan ke laut atau sungai, melambangkan kembalinya unsur air dan udara, dan selesainya perjalanan roh di dunia fana. Laporan dari sebuah lembaga budaya pada bulan Agustus 2025 mencatat bahwa Upacara Ngaben adalah salah satu ritual budaya yang paling kaya di Indonesia.
Pada akhirnya, Upacara Ngaben adalah sebuah perwujudan keimanan dan kebudayaan yang kaya. Ia mengajarkan kita bahwa kematian bukanlah akhir yang harus ditakuti, melainkan sebuah proses alami yang harus disambut dengan lapang dada dan penuh keyakinan.