Situs Sejarah Kerajaan Aceh: Menelusuri Jejak Kejayaan Sultan Iskandar Muda

Kesultanan Aceh Darussalam pernah menjadi kekuatan maritim dan politik yang disegani di Asia Tenggara, mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (berkuasa 1607–1636 Masehi). Untuk menelusuri kebesaran masa lalu ini, kita harus mengunjungi beberapa Situs Sejarah yang masih berdiri tegak di ibu kota lamanya. Situs Sejarah ini tidak hanya berfungsi sebagai pengingat masa lalu, tetapi juga sebagai pusat studi budaya dan arsitektur Islam Melayu. Melalui kompleksitas Situs Sejarah ini, kita dapat membayangkan betapa majunya peradaban Aceh di era tersebut, terutama di bidang perdagangan dan militer.

Salah satu Situs Sejarah terpenting adalah Kompleks Istana Darud Donya dan lingkungan sekitarnya di Kota Banda Aceh. Meskipun istana aslinya telah hilang ditelan zaman dan konflik, beberapa peninggalan yang berhubungan langsung dengan Sultan Iskandar Muda masih dapat ditemukan. Salah satunya adalah Gunongan, sebuah bangunan unik menyerupai tumpukan bunga atau mahkota. Struktur ini dibangun oleh Sultan sebagai hadiah dan tempat bersantai bagi permaisurinya, Putroe Phang dari Pahang. Menurut catatan sejarah yang dikumpulkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya pada tahun 1998, Gunongan dibangun di luar kompleks istana agar sang permaisuri dapat mengenang pegunungan di tanah kelahirannya.

Peninggalan krusial lainnya adalah Taman Sari Gunongan, yang meliputi Pinto Khop. Pinto Khop adalah gerbang kecil yang dulunya berfungsi sebagai pintu belakang yang menghubungkan istana langsung ke Taman Sari. Keberadaan Pinto Khop ini melambangkan jalur pribadi dan eksklusif yang digunakan oleh keluarga kesultanan untuk mengakses area rekreasi dan privasi. Situs-situs ini menunjukkan betapa Sultan Iskandar Muda memberikan perhatian tidak hanya pada kekuatan militer (Armada Aceh saat itu memiliki sekitar 100 kapal perang besar) tetapi juga pada kehidupan istana yang artistik dan pribadi.

Selain itu, terdapat Kutacara, yakni makam kuno yang diyakini sebagai tempat peristirahatan Sultan Iskandar Muda. Makam ini terletak di area yang dikenal sebagai Baperis (Baitul Peralatan Senjata). Mengunjungi makam ini memberi kita perspektif tentang penghormatan abadi rakyat Aceh kepada pemimpin yang membawa Kesultanan mencapai masa keemasan, di mana wilayah kekuasaan Aceh membentang dari Sumatera Utara hingga sebagian Semenanjung Melayu.