Aceh: “Mengungkap Misteri Pusaka Aceh: Penemuan Artefak Kuno yang Mengubah Sejarah Kerajaan”

Sejarah Kesultanan Aceh Darussalam telah lama menjadi subjek penelitian para sejarawan. Namun, pada 12 Juli 2025, sebuah penemuan artefak kuno di sebuah situs penggalian di Aceh besar mengubah banyak teori yang selama ini diyakini. Penemuan ini bukan hanya sekadar benda bersejarah, melainkan sebuah kunci yang membuka misteri baru tentang kekayaan dan kejayaan kerajaan yang pernah berkuasa di ujung barat Sumatera ini.

Tim arkeolog dari Universitas Syiah Kuala menemukan sebuah peti kayu berukuran sedang yang terkubur di dalam tanah sedalam dua meter. Di dalamnya, mereka menemukan beberapa naskah kuno yang terbuat dari kulit hewan dan beberapa artefak logam. Salah satu artefak yang paling mencuri perhatian adalah sebuah mahkota kecil yang terbuat dari emas murni dengan ukiran rumit. Penemuan artefak kuno ini diyakini berasal dari abad ke-16, pada masa puncak kejayaan Kesultanan Aceh di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Menurut laporan dari Jurnal Arkeologi Indonesia pada 20 September 2025, kehalusan ukiran dan bahan yang digunakan menunjukkan tingkat peradaban yang sangat tinggi, jauh melampaui perkiraan sebelumnya.

Naskah-naskah kuno yang ditemukan juga memberikan petunjuk baru. Naskah-naskah ini berisi catatan harian seorang juru tulis kerajaan, yang mendokumentasikan rute perdagangan, hubungan diplomatik dengan kerajaan lain, dan detail kehidupan istana yang sebelumnya tidak pernah tercatat. Catatan ini juga menyebutkan keberadaan sebuah “kota emas” yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah. Hal ini memicu spekulasi bahwa penemuan artefak kuno ini hanya sebagian kecil dari kekayaan yang masih terkubur di bawah tanah Aceh.

Pihak kepolisian dan aparat keamanan setempat telah mengambil langkah-langkah untuk mengamankan situs penemuan. Sebuah tim khusus dari Polres Aceh Besar ditugaskan untuk menjaga area tersebut dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Penemuan ini juga mendorong kolaborasi antara berbagai instansi, termasuk Balai Pelestarian Cagar Budaya dan Dinas Kebudayaan Aceh, untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Pada akhirnya, penemuan artefak kuno ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang sejarah Aceh, tetapi juga mengingatkan kita bahwa banyak cerita masa lalu yang masih menunggu untuk ditemukan. Ini adalah bukti nyata bahwa sejarah adalah sesuatu yang terus berevolusi, menunggu untuk diungkap oleh mereka yang memiliki semangat dan dedikasi untuk mencari kebenaran.